Liburan musim semi memang sudah
berlalu, tapi kenangan liburan di Negara Jepang untuk pertama kali di musim itu
sungguh sangat mengesankan. Dan mumpung hari ini ada kesempatan untuk berbagi
cerita melalui tulisan, saya akan mencoba memberikan gambaran se”asik” apa sih
musim semi di Jepang itu..
WELCOME SPRING ..... |
Visa Jepangpun di dapat ... :) |
Nah, pada saat saya merencanakan
pergi ke Jepang ada faktor keberuntungan di dalamnya karena berhasil
mendapatkan tiket Promo Maskapai kebanggaan kita Garuda Indonesia Jakarta-Denpasar-Narita
PP di waktu peak season (31 Maret 2017 dan Kembali 8 April 2017) dari
Traveloka dengan harga 5,1 Juta Rupiah. Waktu itu memilih via Denpasar karena memang saya belum pernah
melihat terminal internasional Denpasar.
Pengalaman menarik buat saya
sudah terjadi di Bandara Soekarno Hatta. Anak kampung yang belum pernah ke luar
negeri yang harus transit Denpasar ini harus salah counter check in terlebih
dahulu. Untuk penerbangan internasional via Denpasar ada counter check in
tersendiri yang akan diperiksa juga paspor kita. Kekonyolan pun berlanjut
ketika transit di Bali. Penumpang Garuda Indonesia langsung diarahkan untuk
transfer ke terminal internasional, dan setelah melewati Security Check, kami
jalan nyelonong tanpa memperhatikan ada 1 orang yang duduk di dalam kotak
sedang asik main HP. Akhirnya orang tersebut memanggil kami untuk kembali dan
diperiksalah paspor dan boarding pass, baru tersadar kalau orang itu ternyata
petugas imigrasi.
Setelah itu menunggu dan pesawat
pun take off sekitar pukul 00.50 WITA. Sebagai informasi, sebelum berangkat ke
Jepang, saya membeli JR Pass Ordinary 7 Days seharga 3,3 Juta, Menyewa Wifi Router untuk 8 hari (600 rb dan deposit 500rb) dan memesan jadwal perjalanan Half Day Afternoon Shirakawago di IsiteTakayama.
DAY 1 .... (1 April 2017)
Sesampainya di Bandara
Narita Jepang, perasaan senang pun tak terbendung. Sembari berbicara sendiri
kalau akhirnya kesampaian juga liburan di Jepang (ah Maklum ya anak kampung jalan2...hehe). setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi,
bergegas keluar terminal dan turun eskalator untuk menuju ke Kantor JR East
Travel Service Centre untuk menukarkan JR Pass yang akan digunakan selama
perjalanan di Jepang. Petugas akan menanyakan kita kapan JR Pass pertama kali
akan digunakan.
JR Pass yang udah dituker dan tertera masa berlakunya |
Setelah itu, bergegas menuju peron untuk menunggu kereta Narita
Express menuju Stasiun Shinjuku. Udara di Narita Airport masih bersahabat,
tetapi sesampainya kita di Stasiun Shinjuku dan keluar dari kereta, gelagat
anak kampung pun langsung terlihat, tangan gemetar sambil membaca dan mencari
jalan mengikuti petunjuk untuk mencari apartemen. Sempat bingung karena
berjalan salah arah, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada petugas
keamanan di Stasiun Shinjuku, kita pun berbincang menggunakan bahasa isyarat
karena ga tau Bahasa Jepang. Jalan kaki menuju apartemen ditemani gerimis yang
menambah rasa dingin, mau pakai payung tapi malas bongkar koper di tengah
jalan.
Hari pertama kita tidak banyak
melakukan aktivitas, hanya pergi ke Shinjuku Gyoen namun belum menemukan Sakura
yang mekar dan juga sudah tidak diperbolehkan masuk. Setelah itu jalan kaki
kembali ke Apartemen dari Shinjuku Gyoen, namun sebelum sampai apartemen, kita melihat ada
beberapa pohon sakura yang sudah mekar, tepatnya di Joen-Ji Temple dan anak
kampungpun kegirangan berfoto karena berhasil lihat sakura.
Di dalam area Joen-Ji Temple |
TW 19 Studio Apartemen Shinjuku |
DAY 2 .... (2 April 2017)
Hari kedua kita berpindah ke
Nagoya. Kita menggunakan Kereta Shinkansen Hikari dari Stasiun Tokyo ke Stasiun
Nagoya. Malam sebelumnya kita Reserved Seat menggunakan JR Pass. Sesampainya di
Stasiun Nagoya, kita langsung menuju penginapan di Nagoya Ekimae MontBlanc
Hotel (2 Malam Rp 1.939.274). Hotel yang sangat strategis, 1 menit jalan kaki dari pintu keluar
Stasiun Nagoya. Keberuntungan sepertinya berlanjut di Nagoya karena mendapatkan
harga yang oke dari pemesanan di Agoda. Karena kamar baru dapat di tempati
pukul 3 sore, setelah check in pun kami kembali ke stasiun untuk makan siang
dan menuju ke Nagoya Castle melalui Shiyakusho Station Exit 7 dengan membayar tiket masuk seharga 500 yen.
Nagoya Castle |
Setelah puas jalan2 di dalam Nagoya Castle, perjalanan dilanjutkan ke Osu Cannon Temple/Osu Shopping Street untuk beli es
krim 100 yen. Untuk kesini, kita harus turun di Osu Kannon Station Exit 2.
es krim 100 yen |
Perjalanan dilanjutkan ke Tsuruma Park dan Yamazaki River.
Khusus di Yamazaki River, sangat jarang wisatawan yang pergi kesana, karena
memang harus berjalan kaki cukup jauh dari Mizuhokuyakusho Station, tapi
walaupun jauh, kita ga akan bosen nglihatin pemandangan indah bunga sakura di sepanjang
jalan yang sangat indah. Suasana disana sangat tenang, berbeda jauh dengan pusat kota yang penuh sesak dengan manusia. Di Yamazaki River, banyak warga lokal menghabiskan waktunya di sore hari bersama keluarga untuk menghirup udara segar.
Suasana di Tepi Yamazaki River |
Jalanan menuju Yamazaki River dari Mizuhokuyakusyo Station |
Tsuruma Park juga tak kalah menarik sebenarnya, Cuma
bedanya, banyak sekali warga Jepang berpesta berkumpul bersama keluarga dan
mungkin teman sekolah atau rekan kerja di bawah pohon sakura, jadi suasananya
sangat ramai namun tentu saja kebersihan tetap terjaga. Untuk menuju ke Tsuruma Park, kita harus menuju Tsurumai Station Exit 4. Sebagai tambahan informasi, untuk transportasi di Nagoya 1 hari, kami membeli Donichi Eco Kippu seharga 600 yen (semacam one day
pass di Nagoya).
Tsuruma Park |
Donichi Eco Kippu |
DAY 3 .... (3 April 2017)
Hari ketiga ini kami masih
menginap di Nagoya untuk melanjutkan one day trip ke Kyoto dan Osaka. Satu hal
yang harus digarisbawahi bahwa kereta di jepang sangat tepat waktu. Ini
terbukti saya yang karena saking takutnya ketinggalan kereta, lari2 menuju
peron dan langsung naik ke dalam kereta. Setelah masuk ke dalam gerbong, baru
sadar bahwa kurang 10 menit dari jadwal seharusnya, alhasil kekhawatiran kami
menjadi kenyataan. Nagoya – Kyoto yang seharusnya kita naik Shinkansen Hikari
pukul 08.20 LT, tetapi kami naik kereta yang sudah ada di lintasan dan
berangkat pukul 08.10 LT, dan itu adalah kereta Shinkanzen Nozomi yang tidak
tercover JR Pass. Kami pun khawatir disuruh membayar harga tiket normal yang
bisa jutaan rupiah. Petugas menghampiri kami di lorong kereta, dan saya mencoba
membuat wajah “Melas” dan bilang kalau akan turun di stasiun berikutnya. Tetapi
petugas mengatakan “No Stop” berkali2 dan memeriksa alat seperti mesin gesek
atm dan akhirnya dia bilang “Follow Me”. Dalam hati ada ketakutan disuruh bayar
tiket, tetapi ternyata kami dikasih tempat duduk gratis (Hitung2 naik
Shinkansen Nozomi Gratissss...Keberuntungan muncul lagi di hari itu)...
Sesampainya di Kyoto Station,
kami langsung menuju Fushimi Inari yang terkenal dengan gerbang2 orange (Maaf
ga tau mau pake istilah apa ya...). untuk menuju Fushimi Inari, setelah turun dari Shinkansen, kita langsung menuju peron kereta dengan tujuan Inari Station (Masih di Cover JR kok...)
Fushimi Inari |
Dari Inari Station, kita akan langsung melihat gerbang yang berwarna orange terpampang di depan mata, tinggal nyebrang jalan aja udah sampe. Di Fushimi Inari ini kami tidak terlalu berlama2 karena juga sudah terlalu banyak orang. setelah dari fushimi Inari, kita langsung
bergegas untuk ke Arashiyama. Dari Inari Station, kita transit di Kyoto Station dan melanjutkan perjalanan ke Saga Arashiyama Station (Masih di Cover JR Pass), peron ini agak jauh (lupa ada di jalur berapa), jadi kita harus bener2 bisa ngatur akan naik kereta jam berapa. sesampainya di Saga Arashyama Station kita harus berjalan kaki cukup
jauh ke Bamboo Forest. kalau kita pernah tinggal di kampung, sebenernya tempat ini ga jauh berbeda sama bambu2 yang ada di Indonesia, cuma ya bukan Jepang namanya kalau bambu2 ini tidak tersusun rapi dan yang pasti tempatnya sangat bersih. Di Arashiyama Bamboo Forest kita bisa menaiki "kendaraan" semacam becak namanya Rickshaw. Bedanya dengan di Indonesia, Rickshaw tidak dikayuh melainkan ditarik oleh mas2 yang sekali narik tarifnya berkisar antara 5000 - 7000 yen per orang (Bagi traveller minim biaya seperti saya sih sayang ya...).
Rickshaw di Arashiyama Bamboo Forest |
Setelah cukup puas melihat kebun bambu yang tertata sangat rapi, kita
jalan kaki lagi ke Katsura River, sungai yang sangat bersih dengan pemandangan
bukit yang sangat indah. walaupun pada saat kami kesana sih bukitnya masih gundul, belum tumbuh bunga2 cantik ala syahrini ya...Nah, di atas Katsura ini, sebenarnya ada Jembatan yang cukup terkenal namanya Togetsukyo Bridge. Jembatan ini merupakan jembatan kayu yang berusia lebih dari 400 tahun.
Pegunungan Arashiyama diambil dari atas Togetsukyo Bridge (Maaf Jembatanya Ga ke foto) |
Puas menikmati keindahan alam
Kyoto, kami segera menuju ke Osaka. di Osaka, kami tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke beberapa objek wisata. Tujuan pertama di Osaka adalah ke
Kemasakuranomiya Park. Di Kemasakuranomiya Park tidak jauh berbeda dengan
Tsuruma Park yang dipenuhi warga Jepang yang asik menikmati musim semi. Untuk menuju kesini, kami turun di Sakuranomiya Station. Banyak sakura di sepanjang O River.
Kemasakuranomiya Park di Tepi O River |
Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan dengan
mengunjungi Dotonburi yang terkenal dengan Glicoman nya melalu Namba Station Exit 14/15A/15B. Disini kami hanya
berfoto dan duduk di tepi sungai di bawah Glicoman menikmati Takoyaki dengan harga 800 yen. Bagi rekan2 traveller yang hobi berbelanja, di Dotonuri tersaji berbagai macam belanjaan yang bisa membuat perasan puas para shopaholic.
Takoyaki |
Glicoman |
Setelah
puas bersantai menikmati keramaian Dotonburi, kami kembali ke Nagoya
menggunakan Shinkanzen Hikari dari Shin Osaka Station menuju Nagoya Station. Sebelum kami kembali ke hotel,
kami reserved seat dulu untuk perjalanan esok hari ke Takayama, sekalian saja
reserved seat untuk kembali ke Tokyo (Semuanya menggunakan JR Pass)
DAY 4 .... (4 April 2017)
Berhubung malam sebelumnya kami memesan tiket ke Takayama agak siang, jadi paginya masih bisa santai sebelum
check out. Pagi hari kami menikmati makan pagi di dalam kamar untuk menghemat tenaga, kami membeli Sushi di Nagoya Station dengan harga 1000 yen plus pajak (Hampir kelupaan menginformasikan, jadi kalau kita belanja di Jepang, biasanya akan dikenakan pajak sekitar 8%, kecuali ada tulisan free tax). Perjalanan kami ke Takayama menggunakan kereta Hida Wide View pukul
08.43 LT dan tiba di Takayama pukul 10.56 LT. Kereta Hida Wide View ini mungkin
seperti kereta eksekutif dari Gambir, tetapi dengan suara yang lebih tenang
apabila di dalamnya. Pemandangan pegunungan yang sangat indah menemani
perjalanan kami menuju Takayama yang rasanya seperti terkagum-kagum dengan
keindahan alam Negara Jepang. Deretan pegunungan yang sebagian masih tertutup salju serta keindahan sungai gletser yang airnya sangat jernih menambah keindahan perjalanan ke Takayama kali ini.
Pemandangan Sungai Gletser dari Kereta Hida Menuju Takayama |
Sampai di Takayama, kami langsung
menuju Country Hotel Takayama (1 malam Rp 738.477) yang berlokasi di depan stasiun. Setelah check
in, kami mengisi amunisi dengan membeli makan siang dulu di Family Mart (Ngirit
lagi yaaa....) sebelum kita berjalan mengelilingi sebagian kecil Kota Takayama.
Disitu ada satu gang yang sangat menarik perhatian dengan arsitektur rumahnya
yang sangat artistik, mencerminkan budaya Jepang.
Takayama |
Setelah pukul 14.00 LT, kami
dijemput oleh Bus dari IsiteTakayama yang sudah kami pesan terlebih dahulu
namun kami baru membayar di atas Bus sebesar 4000 yen untuk satu orang. Durasi
perjalanan kami dari Takayama ke Shirakawago adalah 1 jam perjalanan (2 jam PP)
dan 2 Jam untuk berkeliling di Shirakawago. Shirakawago ini merupakan sebuah
tempat/desa yang masih mempertahankan orisinalitas budaya untuk bangunan rumah
yang mereka tempati dan merupakan warisan budaya dunia yang dilindungi UNESCO.
Kalau di Indonesia, mungkin sama seperti Desa Sade yang ada di
Lombok. Keindahan alam Negara Jepang masih terus berlanjut, dalam perjalanan
menuju Shirakawago melewati jalan tol, kami disuguhi pemadangan Gunung yang
masih diselimuti salju yang bersinar karena pancaran sinar matahari. Jalanan masih dipenuhi dengan tumpukan salju walaupun sudah banyak yang mencair. Pemandu wisata pun menceritakan bahwa musim dingin dan musim semi merupakan musim dimana wisatawan dari negara2 tropis banyak yang berkunjung untuk melihat salju, termasuk Indonesia tentunya.
Sebelum turun bukit dan sampai ke Shirakawago, kami terlebih dahulu singgah di atas bukit untuk melihat Shirakawago lebih luas, dari titik itu kita bisa melihat desa tradisional tertata dengan sangat rapi yang masih diselimuti salju di beberapa tempat.
setelah berfoto, kami melanjutkan ke Shirakawago dan menikmati desa yang menjadi warisan budaya dunia ini. Masyarakat yang ada di sana memanfaatkan banyaknya wisatawan yang berkunjung dengan menjual berbagai souvenir dan bermacam makanan (Tapi menurut saya belanja disini mahal lho,,,jadi kalau uang sakunya pas2an sih cari di tempat lain aja). selain itu, ada juga rumah warga yang dijadikan semacam "Showroom" untuk para wisatawan melihat bagaimana bentuk rumah apabila dilihat dari dalam. Tetapi karena untuk masuk ke dalam kita harus merogoh kocek lagi, kami mengurungkan niat untuk masuk dan hanya berjalan2 keliling shirakawago saja.
Shirakawago dilihat dari atas bukit |
DAY 5 .... (5 April 2017)
di Hari ke-5 ini kami jadwalkan untuk kembali ke Tokyo tepatnya di daerah Shibuya. Di Shibuya kami menginap di HTO Apartemen di Dogenzaka 3 dengan ukuran hanya 11 m2 (3 Malam Rp 1.829.006). Perjalanan kami ke Tokyo akan transit di 2 stasiun, yaitu Nagoya Station dan Shinagawa Station. Perjalanan dari Takayama ke Nagoya dilakukan dengan menggunakan kereta Hida Wide View pada pukul 07.43 LT, dilanjutkan dengan perjalanan Nagoya ke Shinagawa menggunakan kereta Shinkansen Hikari. sesampainya di Shinagawa, kita harus melanjutkan perjalanan ke Shibuya menggunakan JR Yamanote Line For Osaki menuju Shibuya. Sampai di Shibuya kami langsung menuju ke apartemen karena waktu itu kita sampai di Shibuya sekitar pukul 14.00 LT, tentu saja dengan melewati crossroad yang sangat terkenal yaitu Shibuya Crossroad.
Kesempatan pertama sampai di Tokyo, kami langsung memutuskan untuk pergi ke Nakameguro River Bank. sebelumnya kami harus membeli Tokyo Subway 72 hour ticket yang kami beli di BIC Camera seharga 1200 yen, jadi selama di Tokyo, kami menggunakan JR Pass dan Tokyo Subway Pass.
Tokyo Subway Pass |
Untuk menuju ke Nakameguro River Bank, terlebih dahulu kami harus menuju Naka Meguro Station dan berjalan kaki menuju tepi sungai melalui Main Gate East Exit. Suasana yang penuh sesak dengan wisatawan pun terjawab karena memang di tepi sungai itu tersaji pemandangan bunga sakura yang begitu indah. Bunga Sakura di Nakameguro River ini berjajar dengan sangat apik di sepanjang sungai Naka Meguro, bunga sakura yang jatuh ke sungai pun menambah keindahan nuansa sekitar sungai.
Bunga Sakura di Nakameguro River Bank |
Hiruk Pikuk Wisatawan Melihat Bunga Sakura di Nakameguro River Bank |
Karena hari sudah sore, kami memutuskan untuk menyudahi menikmati keindahan Nakameguro River Bank dan kami memutuskan untuk tidak pergi terlalu jauh. kami hanya menyusuri daerah Omotesando dan Harajuku untuk singgah di Takeshita Street. Sebenarnya untuk ke Takeshita Street, langsung dapat turun di Harajuku Station, tetapi kami lebih memilih untuk turun di Omotesando Station dan berjalan kaki melihat2 sekeliling kota yang penuh berjajar toko2 dengan berbagai merk. Tetapi sebelum kami ke Omotesando dan Harajuku, kami menyempatkan diri untuk menyantap makan siang yang digabung jadi makan sore dengan harga 1000 yen (Karena siangnya kami lupa makan....ini saking senengnya pengen lihat sakura)
Makan Ala Orang Jepang nih..lupa namanya apa |
Takeshita Street |
DAY 6 .... (6 April 2017)
Di hari ke-6 ini lah kami berharap masih bisa ngliat bunga sakura bermekaran. Destinasi kami pertama waktu itu adalah pergi ke Chidorigafuci Canal. Tempat ini sebenarnya masuk ke dalam Itinerary di hari pertama, tapi karena waktu itu hujan dan badan masih berasa capek semalaman terbang Jakarta-Bali-Tokyo akhirnya kita urungkan. Kompleks ini di dalamnya terdapat Imperial Palace Tokyo. namun kami tidak sampai masuk ke dalamnya, hanya melihat keindahannya dari luar saja. Untuk menuju ke Chidorigafuci, kami terlebih dahulu pergi ke Kudanshita Station dan keluar di Exit 2/4.
Keramaian wisatawan di Chidorigafuci Canal |
Wisatawan ada yang manaiki kayak |
Jalan Raya di Depan Chidorigafuci tak kalah cantik kan ? |
Setelah puas menyaksikan sakura disini, kami bergeser ke tempat yang pertama kali kami kunjungi pada saat tiba di Tokyo, yaitu Shinjuku Gyoen. Berbeda dengan beberapa tempat wisata lainnya, untuk bisa menikmati keindahan sakura disini, harus membeli tiket masuk seharga 200 yen per orang. untuk menuju lokasi ini, kami harus naik subway dan turun di ShinjukugyoenMae Station exit 1. Menurut informasi, di Taman Shinjuku Gyoen ini terdapat sekitar 1500 tanaman bunga sakura berbagai macam jenis, sehingga pada saat kami mengunjungi tempat ini, tidak hanya bunga sakura berwarna pink, tetapi ada juga yang berwarna putih. Bagi rekan2 traveller yang akan mengunjungi Taman Shinjuku Gyoen, saran saya sih bawa masker ya, karena pengalaman saya waktu kesana ga bawa masker, anginnya kenceng dan bawa debu pasir.
Setelah merasa cukup untuk mampir di Shinjuku Gyoen, kami melanjutkan perjalanan ke New York nya Tokyo..kalau orang kita mungkin nyebutnya New York ala ala lah ya...secara disitu ada patung Liberty, cuma kalau dilihat2, patung Liberty yang ada di Tokyo sepertinya lebih gemuk, mungkin keseringan makan ikan (Kidding...). Nama daerahnya adalah Odaiba. Kalau rekan2 traveller ingin pergi ke Odaiba, JR Pass dan Subway Pass ga bisa dipakai. Untuk melihat Ny. Liberty di Tokyo, kita harus naik Monorail ke Daiba Station, jadi kita harus beli tiket lagi pada saat transit di Shimbashi Station dengan harga tiketnya 320 yen per orang sekali jalan.
ini lintasan monorail menuju Daiba Station |
Ny. Liberty say haii....tetep ada sakuranya |
DAY 7 ... (7 April 2017)
Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta tetap kita habiskan untuk mencari keindahan bunga sakura, tetapi tidak banyak tempat yang kami kunjungi. Waktu itu kami hanya mengunjungi Sensoji Temple, Sumida River Park sambil melihat Tokyo Skytree dan Akihabara. Dari ketiga tempat itu, kami paling lama menghabiskan waktu di Sumida River Bank, mulai dari sekitar pukul 10.30 LT hingga sekitar pukul 15.00 LT. Pertama kami mengunjungi Sensoji Temple di Asakusa. Transportasi ke tempat ini kami menggunakan Subway Pass dan turun di Asakusa Station exit 6 dan berjalan kaki kesana. di tempat itu pun banyak tumbuh bunga sakura di sepanjang tepi jalan, selain itu disana juga terdapat berbagai macam souvenir yang bisa kita beli untuk kenang2an atau oleh2 buat temen2 di Indonesia..
Sensoji Temple at Asakusa |
Magnet Kulkas bertulisan Tokyo cocok utk ngasih oleh2 |
Bergeser dari Sensoji Temple, kami berjalan kaki ke Sumida River Park. Tidak jauh jarak antara Sensoji Temple dan Sumida River Park, lagi2 ga akan bosen jalan kaki di negara yang begitu menghormati pejalan kaki. Pada saat kami sampai di Sumida River Side, kami disambut hujan yang sebenarnya sudah mengintai sejak kami di Sensoji Temple, namun sesampainya di Sumida River Park, intensitas hujan semakin tinggi, jadi kami menggunakan payung yang sudah kami bawa dari Indonesia (utk rekan2 traveller jangan lupa juga membawa payung pada saat liburan musim semi di Jepang, berjaga2 aja biar ga basah kan ya). Dari Sumida River Park, selain kami bisa menikmati suasana sejuk dan semilir angin ditemani bunga sakura yang indah, kami juga disajikan pemandangan Tokyo Skytree yang menjulang. Tak terasa kami menghabiskan waktu disini sekitar 4,5 jam walaupun hanya berfoto dan duduk santai di tepi sungai. Oiya untuk rekan2 traveller yang membawa payung pada saat liburan musim semi di Jepang, yakinkan payung anda kuat dari hempasan angin negeri Jepang ya, jangan sampai kejadian payung kalian terbalik jadi huruf U dan jadi pusat perhatian wisatawan lainnya, TRUST ME !!
Tokyo Skytree from Sumida River Park |
Sumida River Park |
Enjoy Your Dring at Sumida River park |
Sumida River Park |
Setelah menikmati keindahan Sumida River Park dan Tokyo Skytree, kami melanjutkan perjalanan ke Akihabara. Akihabara sendiri merupakan pusat perbenlanjaan untuk barang elektronik, suku cadang elektronik, anime, dan manga. Apabila rekan2 traveller merupakan penggila otaku, manga dan anime, tempat ini sangat cocok untuk rekan2 traveller singgahi. Kami tidak ada tujuan khusus untuk singgah kesini, hanya ingin tau saja seperti apa tempat pusat perbelanjaan elektronik di Tokyo ini.
sebelum kami kembali ke apartemen, kami menyempatkan diri untuk membeli tiket Narita Express (Nex) untuk perjalanan kami ke Narita Airport seharga 1490 yen per orang. Kami harus membeli tiket lagi karena masa berlaku JR Pass kami sudah habis dan ga bisa dipakai lagi keesokan harinya. Setelah itu kami juga menyempatkan makan malam di Genki Sushi. Genki Sushi kami pilih selain ingin merasakan makan Sushi di negara asalnya, uang saku pas juga menjadi alasan, karena harganya cuma 100 yen plus pajak untuk 1 piring isi 2 Sushi..Bayangin aja di Jakarta mana ada harga sekitar 12ribu rupiah dapet sushi enak ??...Pada saat saya update Instagram (sewaktu masih pakai instagram ya..), temen2 sih pada bilang "Ini mah di Jakarta juga ada,,cari yang lain donkk.." mungkin mereka harus ngrasain dulu yang namanya menjadi budget traveller..hahaha
Genki Sushi 100 Yen |
DAY 8 .... (8 April 2017)
ini hari kami balik ke Jakarta via Denpasar. Kami menggunakan tiket kereta Nex yang sudah kami beli malam sebelumnya. Lagi2 payung yang kami bawa sangat berguna karena pada saat kami jalan kaki ke Shibuya Station, hujan sedang turun dan cukup lebat. Namun pagi itu payung kami sudah cukup kuat berlatih menahan hempasan angin negeri sakura. Akibat Hujan, kami akhirnya memutuskan untuk membeli makan pagi di Family Mart dan menyantapnya di kereta. Bagi rekan2 traveller yang ingin membeli oleh2 Banana Tokyo, saya sarankan beli aja di Bandara karena harganya akan lebih murah. Tetapi jangan beli di sembarang tempat ya, beli di Free Tax Shop yang ada di dalam gate terminal. Dan Akhirnya kamipun kembali ke Jakarta via Denpasar pukul 11.00 LT.
Sarapan Pagi.... |
Menunggu NEX (Maaf ini fotonya di Narita Airport ya..) |
Sebelumnya perlu saya informasikan kenapa saya ga menyertakan jadwal untuk pergi melihat Gunung Fuji ? Jelas itu masuk dalam jadwal perjalanan saya, cuma karena pada saat itu setiap sebelum berangkat kami melihat ramalan cuaca dan selalu berkabut, sehingga kami selalu membatalkan rencana perjalanan ke Gunung Fuji.
Dan bagi rekan2 traveller yang akan pergi liburan ke Jepang, menurut saya akan sangat membantu jika sambil mengoperasikan Hyperdia, karena dapat membantu kita mempermudah akses kereta (akan diketahui naik kereta line apa dan di gate berapa)
MATA AIMASHOU ....
Berikut Rincian Biaya Liburan Musim Semi di Jepang :
NO
|
KETERANGAN
|
JUMLAH
|
1
|
Tiket Pesawat CGK-DPS-NRT PP
|
Rp. 5.100.000,-
|
2.
|
JR Pass Ordinary 7 Days (Promo Japan Travel Fair)
|
Rp. 3.300.000,-
|
3.
|
Wifi 8 Hari (600rb dan Deposit 500rb)
|
Rp. 1.100.000,-
|
4.
|
Hotel selama di Jepang Rp.5.510.929 dibagi berdua
|
Rp. 2.755.464,-
|
5.
|
Visa
|
Rp. 370.000,-
|
6.
|
Nuker 20.000 Yen kurs Rp. 115,-
|
Rp. 2.300.000,-
|
7.
|
Nuker 18.000 Yen kurs Rp. 120,-
|
Rp. 2.160.000,-
|
TOTAL
|
Rp.
17.085.464,-
|
|
NOTE :
Pengeluaran selama di Jepang dengan menggunakan
mata uang Yen sudah termasuk dalam 48.000 yen yang saya tukar.
|
*Saya menyertakan biaya hanya semata2 sebagai gambaran apabila rekan2 traveller ingin liburan musim semi di Jepang nantinya..(Biaya itu dengan catatan makannya ngirit yaa...Banyakan beli di Family Mart, tp juga bberapa kali ngarasain makanan yang lebih enak)
Berikut Rincian Perjalanan Liburan Musim Semi Th. 2017 :
TANGGAL
|
WAKTU
(LT)
|
RINCIAN
|
KETERANGAN
|
31 Maret 2017
|
20.00 – 22.55
|
CGK - DPS
|
GA 412
|
1 April 2017
|
00.55 – 08.50
|
DPS - NRT
|
GA 880
|
NRT - Shinjuku
|
NEX (JR Pass)
|
||
Apartemen
|
TW 19 Studio Apartemen
|
||
Shinjuku Gyoen
|
ShinjukugyoenMae Station exit 1
|
||
Joen-Ji Temple
|
|||
2 April 2017
|
09.33 – 11.17
|
Tokyo - Nagoya
|
Shinkansen Hikari
|
Hotel Check In
|
Nagoya Ekimae MontBlanc
|
||
Nagoya Castle
|
Shiyakusho Station Exit 7
|
||
Osu Cannon Street
|
Osu Kannon Station Exit 2
|
||
Tsuruma Park
|
Tsurumai Station Exit 4
|
||
Yamazaki River
|
Mizuhokuyakusho Station
|
||
3 April 2017
|
08.20 – 09.14
|
Nagoya - Kyoto
|
Shinkansen Nozomi (Lucky)
|
Fushimi Inari
|
Inari Station
|
||
Arashiyama Bamboo Forest
|
Saga Arashiyama
|
||
Kyoto - Osaka
|
JR
|
||
Kemasakuranomiya Park
|
Sakuranomiya Station
|
||
Dotonburi
|
Namba Station Exit 14/15A/15B
|
||
4 April 2017
|
08.43 – 10.56
|
Nagoya - Takayama
|
Kereta Hida Wide View
|
Hotel Check In
|
Country Hotel Takayama
|
||
Shirakawago
|
Half Day Tour IsiteTakayama
|
||
5 April 2017
|
07.43 – 14.00
|
Takayama - Shibuya
|
Hida Wide View, Shinkansen Hikari, JR Yamanote Line
|
Apartemen
|
Dogenzaka 3 at Shibuya
|
||
Nakameguro River Park
|
Naka Meguro Station Main Gate
East Exit
|
||
Omotesando, Takeshita Street
|
Omotesando Station Exit 5
|
||
6 April 2017
|
Chidorigafuchi Canal
|
Kudanshita Station Exit 2/4
|
|
Shinjuku Gyoen Park
|
ShinjukugyoenMae Sta Exit 1
|
||
Liberty Statue at Odaiba
|
Daiba Station
|
||
7 April 2017
|
Sensoji Temple
|
Asakusa Station Exit 6
|
|
Sumida River Park
|
Jalan Kaki dari Sensoji Temple
|
||
Akihabara
|
Akihabara Station
|
||
8 April 2017
|
07.15
|
Shibuya – Narita Airport
|
NEX
|
11.00 – 16.55
|
NRT – DPS
|
GA 881
|
|
19.00 – 20.00
|
DPS - CGK
|
GA 415
|
lumayan juga ya dapet tiket cuman 5,1 PP. tergolong murah untuk ukuran peak season. mantap
BalasHapusjangan lupa main balik oom :D
twindryvolta.blogspot.com
terima kasihhhh
HapusHaha,panjang juga ya ko ceritanya, gak sabar mau explore juga :D
BalasHapusehh...ada yayas ternyata,,,hehe..sok atuh dek cari tiket jauh2 hari...skrg kan di PLM pundi2 udah banyak tuh..hahaha
Hapuskeren!
BalasHapusterima kasih @Nursalim Aceng
Hapus