Sabtu, 13 Mei 2017

LIBURAN MUSIM SEMI DI NEGERI SAKURA

Liburan musim semi memang sudah berlalu, tapi kenangan liburan di Negara Jepang untuk pertama kali di musim itu sungguh sangat mengesankan. Dan mumpung hari ini ada kesempatan untuk berbagi cerita melalui tulisan, saya akan mencoba memberikan gambaran se”asik” apa sih musim semi di Jepang itu..
WELCOME SPRING .....
Pertama kali sebelum berangkat ke Jepang, hal yang harus di perhatikan adalah tentang Visa. Bagi pemegang paspor Indonesia, kita masih membutuhkan Visa untuk masuk ke Negara Jepang. Jenis Visa nya juga bermacam2, tergantung apa tujuan kita kesana, nah, berhubung saya kesana untuk liburan, jadi saya Apply Visa Kunjungan Sementara Untuk Kunjungan Wisata dengan Biaya Sendiri. Untuk syarat dan dokumen apa saja saya ga akan menjelaskan panjang lebar, rekan2 bisa langsung melihat di website Kedutaan Besar Jepang, yang pasti sediakan paspor, foto dengan ukuran yang sudah ditetapkan, fc ktp, tiket pp, dan jadwal perjalanan (saya lampirkan bukti pemesanan hotel). Dikarenakan saya bekerja di Instansi Pemerintah, jadi saya menambahkan Surat Keterangan Kerja dari Bagian Kepegawaian dan tidak melampirkan bukti keuangan (Rekening Koran). Petugas akan melayani dengan sangat cepat dan setelah memasukkan dokumen akan diberikan kertas untuk kita gunakan pada saat pengambilan visa nantinya. Informasi untuk rekan2 pada saat pengambilan visa di hari yang sudah diinformasikan petugas, harap datang lebih awal karena antrianya sangat panjang dan biasanya agak sedikit lebih lama karena petugas juga harus mencari paspor kita, pengalaman saya waktu itu, datang jam 14.45 WIB dan baru dipanggil nomor antrian pada pukul 17.25 WIB ...

Visa Jepangpun di dapat ... :)

Nah, pada saat saya merencanakan pergi ke Jepang ada faktor keberuntungan di dalamnya karena berhasil mendapatkan tiket Promo Maskapai kebanggaan kita Garuda Indonesia Jakarta-Denpasar-Narita PP di waktu peak season (31 Maret 2017 dan Kembali 8 April 2017) dari Traveloka dengan harga 5,1 Juta Rupiah. Waktu itu memilih via Denpasar karena memang saya belum pernah melihat terminal internasional Denpasar.

Pengalaman menarik buat saya sudah terjadi di Bandara Soekarno Hatta. Anak kampung yang belum pernah ke luar negeri yang harus transit Denpasar ini harus salah counter check in terlebih dahulu. Untuk penerbangan internasional via Denpasar ada counter check in tersendiri yang akan diperiksa juga paspor kita. Kekonyolan pun berlanjut ketika transit di Bali. Penumpang Garuda Indonesia langsung diarahkan untuk transfer ke terminal internasional, dan setelah melewati Security Check, kami jalan nyelonong tanpa memperhatikan ada 1 orang yang duduk di dalam kotak sedang asik main HP. Akhirnya orang tersebut memanggil kami untuk kembali dan diperiksalah paspor dan boarding pass, baru tersadar kalau orang itu ternyata petugas imigrasi.

Setelah itu menunggu dan pesawat pun take off sekitar pukul 00.50 WITA. Sebagai informasi, sebelum berangkat ke Jepang, saya membeli JR Pass Ordinary 7 Days seharga 3,3 Juta, Menyewa Wifi Router untuk 8 hari (600 rb dan deposit 500rb) dan memesan jadwal perjalanan Half Day Afternoon Shirakawago di IsiteTakayama.

DAY 1 .... (1 April 2017)

Sesampainya di Bandara Narita Jepang, perasaan senang pun tak terbendung. Sembari berbicara sendiri kalau akhirnya kesampaian juga liburan di Jepang (ah Maklum ya anak kampung jalan2...hehe). setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi, bergegas keluar terminal dan turun eskalator untuk menuju ke Kantor JR East Travel Service Centre untuk menukarkan JR Pass yang akan digunakan selama perjalanan di Jepang. Petugas akan menanyakan kita kapan JR Pass pertama kali akan digunakan.
JR Pass yang udah dituker dan tertera masa berlakunya
Setelah itu, bergegas menuju peron untuk menunggu kereta Narita Express menuju Stasiun Shinjuku. Udara di Narita Airport masih bersahabat, tetapi sesampainya kita di Stasiun Shinjuku dan keluar dari kereta, gelagat anak kampung pun langsung terlihat, tangan gemetar sambil membaca dan mencari jalan mengikuti petunjuk untuk mencari apartemen. Sempat bingung karena berjalan salah arah, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada petugas keamanan di Stasiun Shinjuku, kita pun berbincang menggunakan bahasa isyarat karena ga tau Bahasa Jepang. Jalan kaki menuju apartemen ditemani gerimis yang menambah rasa dingin, mau pakai payung tapi malas bongkar koper di tengah jalan.

Hari pertama kita tidak banyak melakukan aktivitas, hanya pergi ke Shinjuku Gyoen namun belum menemukan Sakura yang mekar dan juga sudah tidak diperbolehkan masuk. Setelah itu jalan kaki kembali ke Apartemen dari Shinjuku Gyoen, namun sebelum sampai apartemen, kita melihat ada beberapa pohon sakura yang sudah mekar, tepatnya di Joen-Ji Temple dan anak kampungpun kegirangan berfoto karena berhasil lihat sakura.
Di dalam area Joen-Ji Temple
TW 19 Studio Apartemen Shinjuku
Hari pertama ini kita menginap di TW 19 Studio Apartemen Shinjuku (1 Malam sekitar Rp 1.004.171)



DAY 2 .... (2 April 2017)

Hari kedua kita berpindah ke Nagoya. Kita menggunakan Kereta Shinkansen Hikari dari Stasiun Tokyo ke Stasiun Nagoya. Malam sebelumnya kita Reserved Seat menggunakan JR Pass. Sesampainya di Stasiun Nagoya, kita langsung menuju penginapan di Nagoya Ekimae MontBlanc Hotel (2 Malam Rp 1.939.274). Hotel yang sangat strategis, 1 menit jalan kaki dari pintu keluar Stasiun Nagoya. Keberuntungan sepertinya berlanjut di Nagoya karena mendapatkan harga yang oke dari pemesanan di Agoda. Karena kamar baru dapat di tempati pukul 3 sore, setelah check in pun kami kembali ke stasiun untuk makan siang dan menuju ke Nagoya Castle melalui Shiyakusho Station Exit 7 dengan membayar tiket masuk seharga 500 yen.
Nagoya Castle

Setelah puas jalan2 di dalam Nagoya Castle, perjalanan dilanjutkan ke Osu Cannon Temple/Osu Shopping Street untuk beli es krim 100 yen. Untuk kesini, kita harus turun di Osu Kannon Station Exit 2.
es krim 100 yen






Perjalanan dilanjutkan ke Tsuruma Park dan Yamazaki River. Khusus di Yamazaki River, sangat jarang wisatawan yang pergi kesana, karena memang harus berjalan kaki cukup jauh dari Mizuhokuyakusho Station, tapi walaupun jauh, kita ga akan bosen nglihatin pemandangan indah bunga sakura di sepanjang jalan yang sangat indah. Suasana disana sangat tenang, berbeda jauh dengan pusat kota yang penuh sesak dengan manusia. Di Yamazaki River, banyak warga lokal menghabiskan waktunya di sore hari bersama keluarga untuk menghirup udara segar.
Suasana di Tepi Yamazaki River

Jalanan menuju Yamazaki River dari Mizuhokuyakusyo Station












Tsuruma Park juga tak kalah menarik sebenarnya, Cuma bedanya, banyak sekali warga Jepang berpesta berkumpul bersama keluarga dan mungkin teman sekolah atau rekan kerja di bawah pohon sakura, jadi suasananya sangat ramai namun tentu saja kebersihan tetap terjaga. Untuk menuju ke Tsuruma Park, kita harus menuju Tsurumai Station Exit 4. Sebagai tambahan informasi, untuk transportasi di Nagoya 1 hari, kami membeli Donichi Eco Kippu seharga 600 yen (semacam one day pass di Nagoya).
Tsuruma Park

Donichi Eco Kippu














DAY 3 .... (3 April 2017)

Hari ketiga ini kami masih menginap di Nagoya untuk melanjutkan one day trip ke Kyoto dan Osaka. Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa kereta di jepang sangat tepat waktu. Ini terbukti saya yang karena saking takutnya ketinggalan kereta, lari2 menuju peron dan langsung naik ke dalam kereta. Setelah masuk ke dalam gerbong, baru sadar bahwa kurang 10 menit dari jadwal seharusnya, alhasil kekhawatiran kami menjadi kenyataan. Nagoya – Kyoto yang seharusnya kita naik Shinkansen Hikari pukul 08.20 LT, tetapi kami naik kereta yang sudah ada di lintasan dan berangkat pukul 08.10 LT, dan itu adalah kereta Shinkanzen Nozomi yang tidak tercover JR Pass. Kami pun khawatir disuruh membayar harga tiket normal yang bisa jutaan rupiah. Petugas menghampiri kami di lorong kereta, dan saya mencoba membuat wajah “Melas” dan bilang kalau akan turun di stasiun berikutnya. Tetapi petugas mengatakan “No Stop” berkali2 dan memeriksa alat seperti mesin gesek atm dan akhirnya dia bilang “Follow Me”. Dalam hati ada ketakutan disuruh bayar tiket, tetapi ternyata kami dikasih tempat duduk gratis (Hitung2 naik Shinkansen Nozomi Gratissss...Keberuntungan muncul lagi di hari itu)...

Sesampainya di Kyoto Station, kami langsung menuju Fushimi Inari yang terkenal dengan gerbang2 orange (Maaf ga tau mau pake istilah apa ya...). untuk menuju Fushimi Inari, setelah turun dari Shinkansen, kita langsung menuju peron kereta dengan tujuan Inari Station (Masih di Cover JR kok...)
Fushimi Inari

Dari Inari Station, kita akan langsung melihat gerbang yang berwarna orange terpampang di depan mata, tinggal nyebrang jalan aja udah sampe. Di Fushimi Inari ini kami tidak terlalu berlama2 karena juga sudah terlalu banyak orang. setelah dari fushimi Inari, kita langsung bergegas untuk ke Arashiyama. Dari Inari Station, kita transit di Kyoto Station dan melanjutkan perjalanan ke Saga Arashiyama Station (Masih di Cover JR Pass), peron ini agak jauh (lupa ada di jalur berapa), jadi kita harus bener2 bisa ngatur akan naik kereta jam berapa. sesampainya di Saga Arashyama Station kita harus berjalan kaki cukup jauh ke Bamboo Forest. kalau kita pernah tinggal di kampung, sebenernya tempat ini ga jauh berbeda sama bambu2 yang ada di Indonesia, cuma ya bukan Jepang namanya kalau bambu2 ini tidak tersusun rapi dan yang pasti tempatnya sangat bersih. Di Arashiyama Bamboo Forest kita bisa menaiki "kendaraan" semacam becak namanya Rickshaw. Bedanya dengan di Indonesia, Rickshaw tidak dikayuh melainkan ditarik oleh mas2 yang sekali narik tarifnya berkisar antara 5000 - 7000 yen per orang (Bagi traveller minim biaya seperti saya sih sayang ya...).
Rickshaw di Arashiyama Bamboo Forest


Setelah cukup puas melihat kebun bambu yang tertata sangat rapi, kita jalan kaki lagi ke Katsura River, sungai yang sangat bersih dengan pemandangan bukit yang sangat indah. walaupun pada saat kami kesana sih bukitnya masih gundul, belum tumbuh bunga2 cantik ala syahrini ya...Nah, di atas Katsura ini, sebenarnya ada Jembatan yang cukup terkenal namanya Togetsukyo Bridge. Jembatan ini merupakan jembatan kayu yang berusia lebih dari 400 tahun.
Pegunungan Arashiyama diambil dari atas Togetsukyo Bridge
(Maaf Jembatanya Ga ke foto)

Puas menikmati keindahan alam Kyoto, kami segera menuju ke Osaka. di Osaka, kami tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke beberapa objek wisata. Tujuan pertama di Osaka adalah ke Kemasakuranomiya Park. Di Kemasakuranomiya Park tidak jauh berbeda dengan Tsuruma Park yang dipenuhi warga Jepang yang asik menikmati musim semi. Untuk menuju kesini, kami turun di Sakuranomiya Station. Banyak sakura di sepanjang O River.
Kemasakuranomiya Park di Tepi O River
Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Dotonburi yang terkenal dengan Glicoman nya melalu Namba Station Exit 14/15A/15B. Disini kami hanya berfoto dan duduk di tepi sungai di bawah Glicoman menikmati Takoyaki dengan harga 800 yen. Bagi rekan2 traveller yang hobi berbelanja, di Dotonuri tersaji berbagai macam belanjaan yang bisa membuat perasan puas para shopaholic.
Takoyaki

Glicoman


Setelah puas bersantai menikmati keramaian Dotonburi, kami kembali ke Nagoya menggunakan Shinkanzen Hikari dari Shin Osaka Station menuju Nagoya Station. Sebelum kami kembali ke hotel, kami reserved seat dulu untuk perjalanan esok hari ke Takayama, sekalian saja reserved seat untuk kembali ke Tokyo (Semuanya menggunakan JR Pass)




DAY 4 .... (4 April 2017)


Sushi 1000 yen (Taken From Nagoya Ekimae Hotel)
Berhubung malam sebelumnya kami memesan tiket ke Takayama agak siang, jadi paginya masih bisa santai sebelum check out. Pagi hari kami menikmati makan pagi di dalam kamar untuk menghemat tenaga, kami membeli Sushi di Nagoya Station dengan harga 1000 yen plus pajak (Hampir kelupaan menginformasikan, jadi kalau kita belanja di Jepang, biasanya akan dikenakan pajak sekitar 8%, kecuali ada tulisan free tax). Perjalanan kami ke Takayama menggunakan kereta Hida Wide View pukul 08.43 LT dan tiba di Takayama pukul 10.56 LT. Kereta Hida Wide View ini mungkin seperti kereta eksekutif dari Gambir, tetapi dengan suara yang lebih tenang apabila di dalamnya. Pemandangan pegunungan yang sangat indah menemani perjalanan kami menuju Takayama yang rasanya seperti terkagum-kagum dengan keindahan alam Negara Jepang. Deretan pegunungan yang sebagian masih tertutup salju serta keindahan sungai gletser yang airnya sangat jernih menambah keindahan perjalanan ke Takayama kali ini.
Pemandangan Sungai Gletser dari Kereta Hida
Menuju Takayama
 

Sampai di Takayama, kami langsung menuju Country Hotel Takayama (1 malam Rp 738.477) yang berlokasi di depan stasiun. Setelah check in, kami mengisi amunisi dengan membeli makan siang dulu di Family Mart (Ngirit lagi yaaa....) sebelum kita berjalan mengelilingi sebagian kecil Kota Takayama. Disitu ada satu gang yang sangat menarik perhatian dengan arsitektur rumahnya yang sangat artistik, mencerminkan budaya Jepang.


Takayama

Setelah pukul 14.00 LT, kami dijemput oleh Bus dari IsiteTakayama yang sudah kami pesan terlebih dahulu namun kami baru membayar di atas Bus sebesar 4000 yen untuk satu orang. Durasi perjalanan kami dari Takayama ke Shirakawago adalah 1 jam perjalanan (2 jam PP) dan 2 Jam untuk berkeliling di Shirakawago. Shirakawago ini merupakan sebuah tempat/desa yang masih mempertahankan orisinalitas budaya untuk bangunan rumah yang mereka tempati dan merupakan warisan budaya dunia yang dilindungi UNESCO. Kalau di Indonesia, mungkin sama seperti Desa Sade yang ada di Lombok. Keindahan alam Negara Jepang masih terus berlanjut, dalam perjalanan menuju Shirakawago melewati jalan tol, kami disuguhi pemadangan Gunung yang masih diselimuti salju yang bersinar karena pancaran sinar matahari. Jalanan masih dipenuhi dengan tumpukan salju walaupun sudah banyak yang mencair. Pemandu wisata pun menceritakan bahwa musim dingin dan musim semi merupakan musim dimana wisatawan dari negara2 tropis banyak yang berkunjung untuk  melihat salju, termasuk Indonesia tentunya.

Sebelum turun bukit dan sampai ke Shirakawago, kami terlebih dahulu singgah di atas bukit untuk melihat Shirakawago lebih luas, dari titik itu kita bisa melihat desa tradisional tertata dengan sangat rapi yang masih diselimuti salju di beberapa tempat.
Shirakawago dilihat dari atas bukit
setelah berfoto, kami melanjutkan ke Shirakawago dan menikmati desa yang menjadi warisan budaya dunia ini. Masyarakat yang ada di sana memanfaatkan banyaknya wisatawan yang berkunjung dengan menjual berbagai souvenir dan bermacam makanan (Tapi menurut saya belanja disini mahal lho,,,jadi kalau uang sakunya pas2an sih cari di tempat lain aja). selain itu, ada juga rumah warga yang dijadikan semacam "Showroom"  untuk para wisatawan melihat bagaimana bentuk rumah apabila dilihat dari dalam. Tetapi karena untuk masuk ke dalam kita harus merogoh kocek lagi, kami mengurungkan niat untuk masuk dan hanya berjalan2 keliling shirakawago saja.

Sungai di Shirakawago
Pemandangan dari Shirakawago

Bentuk Rumah di Shirakawago

DAY 5 .... (5 April 2017)

di Hari ke-5 ini kami jadwalkan untuk kembali ke Tokyo tepatnya di daerah Shibuya. Di Shibuya kami menginap di HTO Apartemen di Dogenzaka 3 dengan ukuran hanya 11 m2 (3 Malam Rp 1.829.006). Perjalanan kami ke Tokyo akan transit di 2 stasiun, yaitu Nagoya Station dan Shinagawa Station. Perjalanan dari Takayama ke Nagoya dilakukan dengan menggunakan kereta Hida Wide View pada pukul 07.43 LT, dilanjutkan dengan perjalanan Nagoya ke Shinagawa menggunakan kereta Shinkansen Hikari. sesampainya di Shinagawa, kita harus melanjutkan perjalanan ke Shibuya menggunakan JR Yamanote Line For Osaki menuju Shibuya. Sampai di Shibuya kami langsung menuju ke apartemen karena waktu itu kita sampai di Shibuya sekitar pukul 14.00 LT, tentu saja dengan melewati crossroad yang sangat terkenal yaitu Shibuya Crossroad.

Kesempatan pertama sampai di Tokyo, kami langsung memutuskan untuk pergi ke Nakameguro River Bank. sebelumnya kami harus membeli Tokyo Subway 72 hour ticket yang kami beli di BIC Camera seharga 1200 yen, jadi selama di Tokyo, kami menggunakan JR Pass dan Tokyo Subway Pass. 
Tokyo Subway Pass
Untuk menuju ke Nakameguro River Bank, terlebih dahulu kami harus menuju Naka Meguro Station dan berjalan kaki menuju tepi sungai melalui Main Gate East Exit. Suasana yang penuh sesak dengan wisatawan pun terjawab karena memang di tepi sungai itu tersaji pemandangan bunga sakura yang begitu indah. Bunga Sakura di Nakameguro River ini berjajar dengan sangat apik di sepanjang sungai Naka Meguro, bunga sakura yang jatuh ke sungai pun menambah keindahan nuansa sekitar sungai. 
Bunga Sakura di Nakameguro River Bank
Hiruk Pikuk Wisatawan Melihat Bunga Sakura di Nakameguro River Bank

Karena hari sudah sore, kami memutuskan untuk menyudahi menikmati keindahan Nakameguro River Bank dan kami memutuskan untuk tidak pergi terlalu jauh. kami hanya menyusuri daerah Omotesando dan Harajuku untuk singgah di Takeshita Street. Sebenarnya untuk ke Takeshita Street, langsung dapat turun di Harajuku Station, tetapi kami lebih memilih untuk turun di Omotesando Station dan berjalan kaki melihat2 sekeliling kota yang penuh berjajar toko2 dengan berbagai merk. Tetapi sebelum kami ke Omotesando dan Harajuku, kami menyempatkan diri untuk menyantap makan siang yang digabung jadi makan sore dengan harga 1000 yen (Karena siangnya kami lupa makan....ini saking senengnya pengen lihat sakura)
Makan Ala Orang Jepang nih..lupa namanya apa

Takeshita Street


DAY 6 .... (6 April 2017)

Di hari ke-6 ini lah kami berharap masih bisa ngliat bunga sakura bermekaran. Destinasi kami pertama waktu itu adalah pergi ke Chidorigafuci Canal. Tempat ini sebenarnya masuk ke dalam Itinerary di hari pertama, tapi karena waktu itu hujan dan badan masih berasa capek semalaman terbang Jakarta-Bali-Tokyo akhirnya kita urungkan. Kompleks ini di dalamnya terdapat Imperial Palace Tokyo. namun kami tidak sampai masuk ke dalamnya, hanya melihat keindahannya dari luar saja. Untuk menuju ke Chidorigafuci, kami terlebih dahulu pergi ke Kudanshita Station dan keluar di Exit 2/4.

Keramaian wisatawan di Chidorigafuci Canal

Wisatawan ada yang manaiki kayak

Jalan Raya di Depan Chidorigafuci tak kalah cantik kan ?












Setelah puas menyaksikan sakura disini, kami bergeser ke tempat yang pertama kali kami kunjungi pada saat tiba di Tokyo, yaitu Shinjuku Gyoen. Berbeda dengan beberapa tempat wisata lainnya, untuk bisa menikmati keindahan sakura disini, harus membeli tiket masuk seharga 200 yen per orang. untuk menuju lokasi ini, kami harus naik subway dan turun di ShinjukugyoenMae Station exit 1. Menurut informasi, di Taman Shinjuku Gyoen ini terdapat sekitar 1500 tanaman bunga sakura berbagai macam jenis, sehingga pada saat kami mengunjungi tempat ini, tidak hanya bunga sakura berwarna pink, tetapi ada juga yang berwarna putih. Bagi rekan2 traveller yang akan mengunjungi Taman Shinjuku Gyoen, saran saya sih bawa masker ya, karena pengalaman saya waktu kesana ga bawa masker, anginnya kenceng dan bawa debu pasir.


Shinjuku Gyoen

Warga Lokal Bercengkrama Menikmati Musim Semi
di Bawah Pohon Sakura di Shinjuku Gyoen












Setelah merasa cukup untuk mampir di Shinjuku Gyoen, kami melanjutkan perjalanan ke New York nya Tokyo..kalau orang kita mungkin nyebutnya New York ala ala lah ya...secara disitu ada patung Liberty, cuma kalau dilihat2, patung Liberty yang ada di Tokyo sepertinya lebih gemuk, mungkin keseringan makan ikan (Kidding...). Nama daerahnya adalah Odaiba. Kalau rekan2 traveller ingin pergi ke Odaiba, JR Pass dan Subway Pass ga bisa dipakai. Untuk melihat Ny. Liberty di Tokyo, kita harus naik Monorail ke Daiba Station, jadi kita harus beli tiket lagi pada saat transit di Shimbashi Station dengan harga tiketnya 320 yen per orang sekali jalan.
ini lintasan monorail menuju Daiba Station
Ny. Liberty say haii....tetep ada sakuranya

DAY 7 ... (7 April 2017)

Hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta tetap kita habiskan untuk mencari keindahan bunga sakura, tetapi tidak banyak tempat yang kami kunjungi. Waktu itu kami hanya mengunjungi Sensoji Temple, Sumida River Park sambil melihat Tokyo Skytree dan Akihabara. Dari ketiga tempat itu, kami paling lama menghabiskan waktu di Sumida River Bank, mulai dari sekitar pukul 10.30 LT hingga sekitar pukul 15.00 LT. Pertama kami mengunjungi Sensoji Temple di Asakusa. Transportasi ke tempat ini kami menggunakan Subway Pass dan turun di Asakusa Station exit 6 dan berjalan kaki kesana. di tempat itu pun banyak tumbuh bunga sakura di sepanjang tepi jalan, selain itu disana juga terdapat berbagai macam souvenir yang bisa kita beli untuk kenang2an atau oleh2 buat temen2 di Indonesia..
Sensoji Temple at Asakusa

Magnet Kulkas bertulisan Tokyo cocok utk ngasih oleh2













Bergeser dari Sensoji Temple, kami berjalan kaki ke Sumida River Park. Tidak jauh jarak antara Sensoji Temple dan Sumida River Park, lagi2 ga akan bosen jalan kaki di negara yang begitu menghormati pejalan kaki. Pada saat kami sampai di Sumida River Side, kami disambut hujan yang sebenarnya sudah mengintai sejak kami di Sensoji Temple, namun sesampainya di Sumida River Park, intensitas hujan semakin tinggi, jadi kami menggunakan payung yang sudah kami bawa dari Indonesia (utk rekan2 traveller jangan lupa juga membawa payung pada saat liburan musim semi di Jepang, berjaga2 aja biar ga basah kan ya). Dari Sumida River Park, selain kami bisa menikmati suasana sejuk dan semilir angin ditemani bunga sakura yang indah, kami juga disajikan pemandangan Tokyo Skytree yang menjulang. Tak terasa kami menghabiskan waktu disini sekitar 4,5 jam walaupun hanya berfoto dan duduk santai di tepi sungai. Oiya untuk rekan2 traveller yang membawa payung pada saat liburan musim semi di Jepang, yakinkan payung anda kuat dari hempasan angin negeri Jepang ya, jangan sampai kejadian payung kalian terbalik jadi huruf U dan jadi pusat perhatian wisatawan lainnya, TRUST ME !!


Tokyo Skytree from Sumida River Park
Sumida River Park

Enjoy Your Dring at Sumida River park

Sumida River Park















Setelah menikmati keindahan Sumida River Park dan Tokyo Skytree, kami melanjutkan perjalanan ke Akihabara. Akihabara sendiri merupakan pusat perbenlanjaan untuk barang elektronik, suku cadang elektronik, anime, dan manga.  Apabila rekan2 traveller merupakan penggila otaku, manga dan anime, tempat ini sangat cocok untuk rekan2 traveller singgahi. Kami tidak ada tujuan khusus untuk singgah kesini, hanya ingin tau saja seperti apa tempat pusat perbelanjaan elektronik di Tokyo ini.
Akihabara
sebelum kami kembali ke apartemen, kami menyempatkan diri untuk membeli tiket Narita Express (Nex) untuk perjalanan kami ke Narita Airport seharga 1490 yen per orang. Kami harus membeli tiket lagi karena masa berlaku JR Pass kami sudah habis dan ga bisa dipakai lagi keesokan harinya. Setelah itu kami juga menyempatkan makan malam di Genki Sushi. Genki Sushi kami pilih selain ingin merasakan makan Sushi di negara asalnya, uang saku pas juga menjadi alasan, karena harganya cuma 100 yen plus pajak untuk 1 piring isi 2 Sushi..Bayangin aja di Jakarta mana ada harga sekitar 12ribu rupiah dapet sushi enak ??...Pada saat saya update Instagram (sewaktu masih pakai instagram ya..), temen2 sih pada bilang "Ini mah di Jakarta juga ada,,cari yang lain donkk.." mungkin mereka harus ngrasain dulu yang namanya menjadi budget traveller..hahaha
Genki Sushi 100 Yen

DAY 8 .... (8 April 2017)

ini hari kami balik ke Jakarta via Denpasar. Kami menggunakan tiket kereta Nex yang sudah kami beli malam sebelumnya. Lagi2 payung yang kami bawa sangat berguna karena pada saat kami jalan kaki ke Shibuya Station, hujan sedang turun dan cukup lebat. Namun pagi itu payung kami sudah cukup kuat berlatih menahan hempasan angin negeri sakura. Akibat Hujan, kami akhirnya memutuskan untuk membeli makan pagi di Family Mart dan menyantapnya di kereta. Bagi rekan2 traveller yang ingin membeli oleh2 Banana Tokyo, saya sarankan beli aja di Bandara karena harganya akan lebih murah. Tetapi jangan beli di sembarang tempat ya, beli di Free Tax Shop yang ada di dalam gate terminal. Dan Akhirnya kamipun kembali ke Jakarta via Denpasar pukul 11.00 LT.
Sarapan Pagi....

Menunggu NEX
(Maaf ini fotonya di Narita Airport ya..)



















Sebelumnya perlu saya informasikan kenapa saya ga menyertakan jadwal untuk pergi melihat Gunung Fuji ? Jelas itu masuk dalam jadwal perjalanan saya, cuma karena pada saat itu setiap sebelum berangkat kami melihat ramalan cuaca dan selalu berkabut, sehingga kami selalu membatalkan rencana perjalanan ke Gunung Fuji. 
Dan bagi rekan2 traveller yang akan pergi liburan ke Jepang, menurut saya akan sangat membantu jika sambil mengoperasikan Hyperdia, karena dapat membantu kita mempermudah akses kereta (akan diketahui naik kereta line apa dan di gate berapa)
MATA AIMASHOU ....
Sampai Jumpa Lagi.......

Berikut Rincian Biaya Liburan Musim Semi di Jepang :
NO
KETERANGAN
JUMLAH
1
Tiket Pesawat CGK-DPS-NRT PP
Rp. 5.100.000,-
2.
JR Pass Ordinary 7 Days (Promo Japan Travel Fair)
Rp. 3.300.000,-
3.
Wifi 8 Hari (600rb dan Deposit 500rb)
Rp. 1.100.000,-
4.
Hotel selama di Jepang Rp.5.510.929 dibagi berdua
Rp. 2.755.464,-
5.
Visa
Rp.    370.000,-
6.
Nuker 20.000 Yen kurs Rp. 115,-
Rp. 2.300.000,-
7.
Nuker 18.000 Yen kurs Rp. 120,-
Rp. 2.160.000,-
TOTAL
Rp. 17.085.464,-
NOTE :
Pengeluaran selama di Jepang dengan menggunakan mata uang Yen sudah termasuk dalam 48.000 yen yang saya tukar.

*Saya menyertakan biaya hanya semata2 sebagai gambaran apabila rekan2 traveller ingin liburan musim semi di Jepang nantinya..(Biaya itu dengan catatan makannya ngirit yaa...Banyakan beli di Family Mart, tp juga bberapa kali ngarasain makanan yang lebih enak)

Berikut Rincian Perjalanan Liburan Musim Semi Th. 2017 :
TANGGAL
WAKTU (LT)
RINCIAN
KETERANGAN
31 Maret 2017
20.00 – 22.55
CGK - DPS
GA 412
1 April 2017
00.55 – 08.50
DPS - NRT
GA 880


NRT - Shinjuku
NEX (JR Pass)


Apartemen
TW 19 Studio Apartemen


Shinjuku Gyoen
ShinjukugyoenMae Station exit 1


Joen-Ji Temple

2 April 2017
09.33 – 11.17
Tokyo - Nagoya
Shinkansen Hikari


Hotel Check In
Nagoya Ekimae MontBlanc


Nagoya Castle
Shiyakusho Station Exit 7


Osu Cannon Street
Osu Kannon Station Exit 2


Tsuruma Park
Tsurumai Station Exit 4


Yamazaki River
Mizuhokuyakusho Station
3 April 2017
08.20 – 09.14
Nagoya - Kyoto
Shinkansen Nozomi (Lucky)


Fushimi Inari
Inari Station


Arashiyama Bamboo Forest
Saga Arashiyama


Kyoto - Osaka
JR


Kemasakuranomiya Park
Sakuranomiya Station


Dotonburi
Namba Station Exit 14/15A/15B
4 April 2017
08.43 – 10.56
Nagoya - Takayama
Kereta Hida Wide View


Hotel Check In
Country Hotel Takayama


Shirakawago
Half Day Tour IsiteTakayama
5 April 2017
07.43 – 14.00
Takayama - Shibuya
Hida Wide View, Shinkansen Hikari, JR Yamanote Line


Apartemen
Dogenzaka 3 at Shibuya


Nakameguro River Park
Naka Meguro Station  Main Gate East Exit


Omotesando, Takeshita Street
Omotesando Station Exit 5
6 April 2017

Chidorigafuchi Canal
Kudanshita Station Exit 2/4


Shinjuku Gyoen Park
ShinjukugyoenMae Sta Exit 1


Liberty Statue at Odaiba
Daiba Station
7 April 2017

Sensoji Temple
Asakusa Station Exit 6


Sumida River Park
Jalan Kaki dari Sensoji Temple


Akihabara
Akihabara Station
8 April 2017
07.15
Shibuya – Narita Airport
NEX

11.00 – 16.55
NRT – DPS
GA 881

19.00 – 20.00
DPS - CGK
GA 415

6 komentar:

  1. lumayan juga ya dapet tiket cuman 5,1 PP. tergolong murah untuk ukuran peak season. mantap

    jangan lupa main balik oom :D

    twindryvolta.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Haha,panjang juga ya ko ceritanya, gak sabar mau explore juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehh...ada yayas ternyata,,,hehe..sok atuh dek cari tiket jauh2 hari...skrg kan di PLM pundi2 udah banyak tuh..hahaha

      Hapus